Droidly.co – Investasi Jangka Panjang menjadi salah satu jenis Investasi yang paling banyak diminati. Namun sebelum itu, kamu harus tahu apa saja risiko di dalamnya.
Sebuah Investasi sangat identik dengan uang, banyak dari Investor yang memang ingin mendapatkan sebuah passive income dengan menggunakan sebagian uangnya untuk Investasi.
Yap, dengan cara ini kamu bisa memperkerjakan uang itu sendiri untuk mendapatkan uang lainnya, dan bagi seorang pemilik, kamu akan duduk manis dan menunggu uang tersebut bertambah.
Namun tidak semudah itu, kamu harus mengetahui apa saja risiko yang kamu dapatkan jika melakukan Investasi Jangka Panjang. Hal ini sudah menjadi kewajiban jika kamu tidak ingin gagal dalam melakukan Investasi.
Investasi Jangka Panjang memiliki potensi keuntungan yang tinggi, namun sebagai investor, sebaiknya kamu harus selalu berhati-hati karena semua jenis Investasi memiliki risiko.
Investasi Jangka Panjang dikenal sebagai High Risk dan High Return, yang mana semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi juga potensi keuntungan yang kamu dapatkan.
Banyak investor yang memegang teguh prinsip tersebut, selama kamu mampu mengelolanya dengan baik, maka hasil yang didapatkan akan sepadan nantinya.
Nah berikut ini risiko apa saja yang akan kamu dapatkan jika melakukan Investasi Jangka Panjang
Country Risk atau Risiko Negara sangat erat kaitannya dengan politik dalam suatu negara. Melakukan investasi bisa saja mengalami kegagalan jika negara tersebut diguncang oleh isu dan politik.
Misalnya seperti kerusuhan, gejolak kerja antara negara, hingga mungkin terjadinya penggulingan pemerintahan atau kudeta.
Untuk itu, bagi kamu seorang investor harus cerdas dalam membaca situasi politik yang terjadi saat ini khususnya di negara kamu yang kamu tempati.
Nilai tukar mata uang menjadi risiko tersendiri untuk jenis Investasi Jangka Pendek. Terutama perubahan nilai rupiah dengan nilai uang asing.
Hal ini disebut sebagai Exchange rate risk atau Currency Risk, yang mana perubahan kurs yang terjadi pada pasar akan muncul risiko valas atau yang disebut nilai tukar mata uang.
Sebagai contoh, seorang Investor menggunakan mata uang Rupiah terhadap Poundsterling yang sedang anjlok, sehingga Investor mau tidak mau harus mengeluarkan rupiah yang cukup besar.
Jadi sebaiknya, bagi seorang investor harus mengetahui kemungkinan yang terjadi antara dua mata uang tersebut sebelum memastikan akan melakukan Investasi Jangka Panjang.
Risiko ini akan terjadi karena sulitnya menyediakan uang tunai dalam waktu tertentu. Sesuatu akan disebut likuid jika pasar tidak bisa membeli.
Biasanya risiko jenis ini terjadi pada pasar yang memiliki volume kecil dan tergolong masih baru, sehingga Investor harus berhati-hati jika ingin berinvestasi pada pasar tersebut.
Risiko Inflasi akan terjadi karena banyaknya uang yang beredar sehingga membuat konsumen meningkat, sedangkan daya beli suatu masyarakat akan menurun. Kondisi ini sering disebut sebagai risiko daya beli.
Inflasi ini akan menyebabkan nilai uang tunai ikut berkurang, contohnya ketika Investor memiliki 40% portofolio tunai Rp 10 juta, kemudian terjadilah inflasi sebesar 5%, maka Investor akan kehilangan Rp2 juta per tahun karena Inflasi.
Risiko Suku Bunga adalah risiko yang terjadi karena nilai relatif bunga. Biasanya muncul karena konsekuensi pada perubahan suku bunga yang terjadi di pasar.
Secara otomatis, risiko ini akan menurunkan nilai dari Investasi, biasanya akan ada kenaikan tingkat pada suku bunga yang bisa diukur sesuai dengan jangka waktu Obligasi.
Sebagai contoh, suku bunga pada Obligasi sekitar 8% – 10%, kemudian pemerintah setempat menerbitkan sukuk ritel pada tingkat suku bunga 13%. Maka Investor akan lebih tertarik pada sukuk ritel yang diberikan pemerintah.
Risiko Pasar akan hadir ketika adanya sentimen keuangan , hal ini akan dialami oleh seorang Investor, dan bahkan tidak dapat dihindari.
Seorang Investor mungkin akan mengalami hal paling buruk seperti Capital Loss, Isu Negatif, Iklim politik, Kerusuhan, serta berbagai hal yang akan mempengaruhi pasar kedepannya.
Contohnya, seperti pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia saat ini, dampak dari virus ini akan membuat seluruh kegiatan ekonomi melemah.
Mulai dari saham yang terjun bebas, hingga fluktuasi nilai mata uang. Dalam kondisi ini akan membuat investor semua panik dalam melakukan berbagai kegiatan.
Nah itu saja risiko Investasi Jangka Panjang yang mungkin harus kamu ketahui terutama bagi kamu yang pemula ingin terjun menjadi seorang Investor.